Jumat, 25 September 2015

Poetry Back to You


A poetry


Aku bersyukur dilahirkan menjadi pembangkang.

Pada sebagian besar waktu dalam hidup, aku sering tidak bisa menerima begitu saja.

Aku sering tak percaya apa yang dikatakan orang.

Bagiku, jawaban dari orang lain hanya menambah tanda tanya.




Aku lebih percaya kepada hidup.

Tuhan bersama semesta-Nya lebih jujur daripada jujur.

Ia memberikan pertanda kepada setiap makhluk-Nya.

Kita, makhluk yang tak pandai membaca.



Ada seorang bijak pernah berkata bahwa kadang kita tak bisa bersama dengan yang dicinta.

Aku berkali-kali bertemu dengan orang yang harus merelakan cintanya dan menerima cukup yang ada.

Merelakan yang telah pergi sedang batin dan raga menjerit berusaha meraih hadirnya.

Kondisi yang beberapa orang coba jalani selamanya dalam hidupnya.



Tapi maaf, aku tidak bisa.

Aku tidak bisa untuk tidak menghidupi mimpiku.

Aku tidak bisa untuk merelakan seseorang yang tak tergantikan.

Aku tidak sanggup bila itu bukan kamu.



Aku bersyukur dilahirkan menjadi pembangkang.

Karena aku tak ingin berakhir seperti mereka.

Aku tidak akan menuruti perkataan “cinta tak harus memiliki”.

Aku mau memiliki cintaku, itulah mengapa aku memperjuangkan kamu.



Aku pernah bermimpi mewujudkan mimpi bersama kamu.

Sebuah mimpi yang tercipta dari alam bawah sadar yang paling dalam.

Yang bahkan aku sendiri tak tahu mengapa aku memimpikannya.

Sampai aku sadar, bahwa mimpi itu harus kuhidupi.



Mimpi yang pernah aku rusak sendiri.

Tetapi seperti yang selalu hidup ajarkan kepada aku, aku harus memperbaiki semuanya sendiri.

Itulah mengapa, aku memutuskan untuk tidak menyerah atas kamu.

Aku memilih untuk tidak merelakan kamu.



Jika aku ikut percaya seperti orang lain bahwa cinta tak harus memiliki,

Mungkin kini kita tak bersama lagi.

Bersyukur aku kembali padamu,

Sehingga kini aku bisa mewujudkan separuh mimpiku.



Terima kasih telah menjadi rumah melalui tatapan lembut itu.

Terima kasih telah menjadi selimut melalui dekap hangat itu.

Terima kasih telah menjadi separuh mimpiku.

Terima kasih telah menjadi sekarangku.



Sekarang, genggam tanganku.

Tidak akan pernah aku lepaskanmu.

Temani aku mewujudkan separuh lagi mimpiku.

Menghabiskan sisa hidupku, bersamamu.





#die Null-neun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar